Monthly Archives: February 2016

Adalah “terima kasih”, dua kata sederhana yang punya efek besar. Ia tidak semata-mata terbatas hanya pada dua kata pendek saja. Ia dengan segera menjelma menjadi rasa senang, melukiskan garis melengkung pada satu bagian wajah. Terima kasih itu, semacam memasukkan kebahagiaan … Continue reading →

Bagaimana kabar perjalananmu? Sudahkah kau temukan yang kau cari? Oh, maaf… aku sampai lupa memberi salam saking penasarannya. Sang Pemindai Surga, itu julukanmu bukan? Julukan yang diberikan tak hanya karena kau adalah orang kepercayaan Raja Persia di masa itu, tapi … Continue reading →

Dalam ruang yang kita sebut semesta Ada terlalu banyak hal untuk dikagumi Di dalamnya, kita entitas yang tak punya apa-apa Meminjam banyak dariNya untuk bisa pulang gerak kata perubahan perpindahan tanpa jeda tanpa tanya Bersyukurlah untuk semua saat Dan bukan … Continue reading →

Halo, tetanggaku yang keren. Kamu pasti kaget menerima surat ini. Kita memang jarang bertegur sapa. Karena itulah kupilih untuk menulis surat saja daripada mengatakan langsung padamu. Kupikir lebih baik begini daripada kita bertemu. Sebab aku tak menjamin kalau aku bisa … Continue reading →

Seperti kata seseorang dalam buku berjudul “Pare dan Catatan Tak Usai” Perempuan, Keindahanmu tampak dari rona kebijaksanaanmu Kemuliaanmu ada pada hasrat intelektual yang tak berujung Keagunganmu tampak dari spirit perjuanganmu menghempas kezaliman   Itulah dirimu, Perempuan Februari. Selamat memperingati hari … Continue reading →

  “Hati-hati kalau mendaki gunung, nanti bisa terjatuh!” “Kenapa kita bisa jatuh?” “Karena ada gaya gravitasi.” “Apa itu gaya gravitasi?” “Gaya gravitasi itu adalah gaya tarik bumi yang bisa membuat benda yang berada di atas jatuh ke bawah.” “Tapi kan … Continue reading →